Sejarah Desa

Regentschap Buitenzorg (Kabupaten Bogor) adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Cibinong. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tangerang (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara, Kabupaten Karawang di timur, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi di selatan, serta Kabupaten Lebak (Banten) di barat. Kabupaten Bogor terdiri 40 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan dan desa. 3 Juni adalah tanggal yang telah ditetapkan sebagai sejarah awal berdiri Kabupaten Bogor. Penetapan tanggal 3 Juni ini diilhami dari tanggal pelantikan Raja Pajajaran yang terkenal yaitu Sri Baduga Maharaja yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 1482 selama sembilan hari yang disebut dengan upacara “Kedabhakti.”

Nama Bogor menurut berbagai pendapat bahwa kata Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat lain berasal dari kata “Bahai” yang berarti Sapi, yang kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor. Sedangkan pendapat ketiga menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang berarti tunggul pohon enau (kawung).

Dalam versi lain menyebutkan nama Bogor tertulis “Hoofd Van de Negorij Bogor” yang berarti kurang lebih Kepala Kampung Bogor. Kampung Bogor itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya Bogor yang mulai dibangun oleh C.G.K. Reinwardt pada tahun 1817.

Oleh Gubernur Jendral Gustaf Willem Baron van Imhoff Kampung Bogor ini dikembangkan

pada tahun 1745, sehingga menjadi kesatuan masyarakat yang berkembang menjadi besar di waktu kemudian. Kesatuan masyarakat itulah yang menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.

Kini, Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, telah dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Maka dari itu pusat kegiatan pemerintahan Kabupaten Bogor menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong sejak tahun 1990.

Sejak jaman colonial Belanda Desa Gunung Cimayang Kecamatan Cibungbulang yang merupakan Induk Desa Gunung Menyan sudah ada, dan pimpinan desa saat itu disebut Mandor, pada jaman Kemerdekaan pimpinan desa disebut Lurah atau Kepala Desa,

Pada bulan April 1983 terjadi pemekaran Desa Cimayang dengan kesepakatan bahwa :

Sebelah Utara  merupakan Desa Induk yaitu Desa Cimayang kecuali Cibening.

Sebelah barat kali Cibungbulang merupakan Desa Pemekaran yaitu Desa Gunung Menyan.

Desa Gunung Menyan merupakan Desa yang berada didaerah pegunungan tepatnya berada di kaki Gunung Salak, oleh karena itu dinamakanlah Desa  Gunung Menyan, artinya Desa yang indah dan subur, dengan harapan sari atau inti dari segala keindahan dan kesuburannya dapat dinikmati oleh warga Desa Gunung Menyan.

 

Terbentuknya Desa Gunung Menyan

Desa Gunung Menyan  berdiri pada bulan april 1983 dan merupakan pemekaran dari Desa Cimayang, adapun yang pernah menjabat Kepala Desa Gunungmenyan yaitu :

Tahun 1984 s/d 1985 Bapak  Dul Haer sebagai PJ. Kepala Desa Gunung Menyan;

Tahun 1984 s/d 1985 Bapak Dedi sebagai PJ. Kepala Desa Gunung Menyan;

Tahun 1985 s/d 2003 Bapak Syarif Hidayat sebagai Kepala Desa Gunung Menyan;

Tahun 2003 s/d 2008 Bapak Abdul Ajid sebagai Kepala Desa Gunung Menyan;

Tahun 2008 s/d 2020 Bapak Ujang Maman S.Pd.I sebagai Kepala Desa Gunung Menyan;

Tanggal 16 April 2020 s/d  24 Januari 2021 Bapak Yul Chaidir,S.AP sebagai Pj.Kepala Desa;

Tanggal  25 Januari s/d Saat ini Ibu Hj. Wiwin Komalasari sebagai Kepala Desa Gunung Menyan.